Senin, 16 Juni 2014

Capres atau Presiden? Debat atau Bersatu? Saya atau Kita?

Diposting oleh Unknown di 23.41 0 komentar
Pemilu Presiden membuat para kandidat mengatakan hal yang ingin di dengar oleh masyarakat.
Kampanye besar-besaran di setiap sudut kota dan media.
Saling menonjolkan yang terbaik. Dan tidak sedikit pula isu-isu buruk yang beredar tentang capres yang mencalonkan diri.

Semua hal-hal yang diperlukan masyarakat di berikan dan dipenuhi.
Tetapi apa yang terjadi ketika mereka sudah menjabat nanti? Akankah ada perubahan yang tampak? Ataukah hanya melanjutkan yang ada? Atau bahkan memperburuk keadaan?

Jikalau demikian, kenapa kita tidak membiarkan mereka selamanya menjadi calon saja. Toh jika pada saat menjadi calon mereka dapat melakukan yang terbaik.

Pada saat semuanya sedang menjadi calon pemimpin, janji-janji terbaik mereka yang "katanya" dapat memenuhi cita-cita bangsa diungkapkan dengan sepenuh raga.
Melakukan yang terbaik untuk Negeri adalah tujuan utama.
Bayangkan sudah berapa banyak janii itu diucapkam dari mulut yang tidak hanya satu.
DIMANA SEMUA PARA CALON PEMIMPIN YANG INGIN MENYEJAHTERAKAN MASYARAKAT?
Jika saja mereka semua menyadari bahwa kebaikan tujuan mereka dapat direalisasikan bukan hanya melewati jabatan menjadi "PRESIDEN"
Pasti sudah banyak hal-hal baik yang dapat kita nikmati bersama.

Kepada semua calon yang pernah bertujuan untuk memajukan negeri; kalian ada dimana? Tidak bisakah kalian bersatu menjadi tim? Bukankah tujuan mulia kalian adalah sama?
Buktikan bahwa selama ini kalian tidak hanya mengumbar, tetapi membantu merealisasikan dan merealisasikan.

Kenapa harus berdebat dalam menjadikan negara yang sejahtera? Kalau kita bisa bekerja sama membangun dan menciptakan satu tujuan yang mulia.

Bukankah begitu indah melihat semua keberagaman dapat menjalin hubungan yang baik, dan membangun kedamaian dari tempat dia berada dan dari apa yang dapat diberikannya?

"AYO BELAJAR MENYATUKAN KEKUATAN UNTUK MEMBERIKAN YANG TERBAIK BAGI NEGERI, BUKAN MEMECAHNYA DAN MENJADI YANG TERBAIK BAGI DIRI SENDIRI"

Sharing

Diposting oleh Unknown di 03.51 0 komentar



Kenapa manusia ingin terlihat baik tetapi dengan menjatuhkan oranglain.
Seharusnya kita berusaha menjadi yang terbaik dengan menaikkan potensi diri, dan biarkan oranglain yang menilai.

Untuk menyatukan hubungan bukanlah suatu hal yang mudah.
Paling tidak cobalah untuk tidak memecahkannya lagi.

Setiap orang pasti menginginkan hubungan yang positif dengan oranglain. Sebagaimana yang telah kita pelajari, sebagai makhluk sosial kita membutuhkan manusia lain dalam menjalani hidup.
Jadi cobalah untuk membangun hubungan baik terhadap semua orang. Memang tidak semua individu dapat dekat dengan semua individu lain, tetapi paling tidak jangan memperburuk keadaan.

Jadilah pribadi yang dirindukan oleh setiap orang.


"And then I looked up at the sun
And I could see
Oh, the way that gravity pulls on you and me
And then I looked up at the sky
And saw the sun
And the way that gravity pushes on everyone
On everyone" Gravity-COLDPLAY

Sabtu, 07 Juni 2014

Diposting oleh Unknown di 02.08 0 komentar
Andragogi dan Pedagogi


Indikator : Perspektif waktu
Asumsi pedagogi : Aplikasi ditunda
Asumsi andragogi : Kecepatan aplikasi
Indikator : Kesiapan
Pedagogi : Tugas perkembangan tekanan sosial
Andragogi : Tugas perkembangan sosial
I : Iklim belajar
P : Berorientasi otoritas, resmi dan kompetitif
A : Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi dan internal
I : Orientasi untuk belajar
P : Berpusat pada masalah
A : Berpusat pada substansi mata pelajaran
I : Evaluasi
P : Oleh guru
A : Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program pengukuran.
Pedagogi > konsep belajar yang digunakan kepada siswa, yang  dimana gurulah yang menjadi sumber informasi utama dan siswa bersifat pasif.
Contoh pengalaman:
Pada saat saya di TK sampai SMP, gurulah yang memberikan pelajaran-pelajaran baru, dimana murid hanya menerima saja tanpa menanyakan bagaimana hal itu dapat terjadi.
 Di TK hal yang saya ingat dari pengalaman saya adalah, kami diajarkan membuat berbagai bentuk benda-benda disekitar dengan menggunakan plastisin. Kami juga diajarkan untuk menyusun balok-balok yang disediakan. Di SD kami sudah mulai diajarkan mengeja dan berhitung. Semua pengajaran kami terima dari guru. Pada waktu di SMP kami diberikan pengetahuan baru dari pelajaran. Ada materi-materi baru yang lebih sulit dari SD dan diajarkan di SMP. Di SMP banyak materi pelajaran baru yang kami dapatkan. Pada saat-saat di SD kami juga agak takut dalam mengemukakan pendapat. Sampai-sampai ada teman yang pipis dicelana karena tidak berani permisi ke toilet. Pandangan terhadap guru sangat ditakutkan. Karena guru sering memberikan punishment kalau kami tidak dapat menjawab pertanyaan. Punishment yang sering diberikan guru itulah yang membuat kami menjadi takut dan tidak berani untuk mengemukakan pendapat. Di SMP saya juga pernah dihukum karena tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Hal itu juga dapat menimbulkan efek jera. Tidak ada yang kami cari sendiri informasinya dan menerapkannya, murid murni mendapatkan pengetahuan dari apa yang guru maupun orangtua ajarkan.
Andragogi > konsep belajar yang digunakan kepada orang dewasa, dimana peserta didik yang lebih aktif mencari informasi dan saling berbagi ilmu.
Contoh pengalaman :
Konsep belajar andragogi sudah mulai saya rasakan pada saat SMA. Di SMA guru telah mulai mengajarkan untuk mencari informasi tambahan dalam melengkapi pembelajaran. Guru juga sudah menuntut kami para murid untuk aktif dalam proses pembelajaran. Karena sudah dimulainya dengan sistem belajar persentase. Tujuan dari pembelajaran juga sudah bersifat fleksibel. Karena kami sudah mulai dapat bersuara mengenai pendapat-pendapat yang ingin dikemukakan. Proses belajar juga sudah meluas, karena tidak berfokus pada satu masalah saja.
Di dalam sistem perkuliahan, konsep andragogi lebih nyata dapat kita rasakan. Dosen mengaharapkan peserta didik untuk  membaca sebelumnya bahan ajar yang akan ditampilkan. Agar  tercipta suasana yang aktif dan adanya kontribusi atau keterlibatan penting dalam pengalaman kontribusi nantinya. Di sini pengajar atau dosen hanya menjadi fasilitator saja. Karena mahasiswa diharapkan mampu untuk kritis dalam segala hal dan masalah. Penerapannya juga sering kami rasakan secara langsung dalam beberapa semester ini, dalam menjalankan kegiatan perkuliahan.
Seperti yang telah diterapkan dalam perkuliahan Psikologi Pendidikan. Kami dituntut mampu untuk mengenali Andragogi dan Pedagogi karena telah mengetahui sebelumnya pokok bahasan yang akan dijelaskan. Kami dituntut aktif dalam proses belajar ini dan independen dalam pemahaman yang kami peroleh.
 

ARTPEN Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei