Andragogi dan Pedagogi
Asumsi pedagogi : Aplikasi ditunda
Asumsi andragogi : Kecepatan aplikasi
Indikator : Kesiapan
Pedagogi : Tugas perkembangan tekanan
sosial
Andragogi : Tugas perkembangan sosial
I : Iklim belajar
P : Berorientasi otoritas, resmi dan
kompetitif
A : Mutualitas/pemberian pertolongan,
rasa hormat, kolaborasi dan internal
I : Orientasi untuk belajar
P : Berpusat pada masalah
A : Berpusat pada substansi mata
pelajaran
I : Evaluasi
P : Oleh guru
A : Reksa diagnosis kebutuhan dan
reksa program pengukuran.
Pedagogi > konsep belajar yang
digunakan kepada siswa, yang dimana
gurulah yang menjadi sumber informasi utama dan siswa bersifat pasif.
Contoh pengalaman:
Pada saat saya di TK sampai SMP,
gurulah yang memberikan pelajaran-pelajaran baru, dimana murid hanya menerima
saja tanpa menanyakan bagaimana hal itu dapat terjadi.
Di TK hal yang saya ingat dari pengalaman saya
adalah, kami diajarkan membuat berbagai bentuk benda-benda disekitar dengan
menggunakan plastisin. Kami juga diajarkan untuk menyusun balok-balok yang
disediakan. Di SD kami sudah mulai diajarkan mengeja dan berhitung. Semua
pengajaran kami terima dari guru. Pada waktu di SMP kami diberikan pengetahuan
baru dari pelajaran. Ada materi-materi baru yang lebih sulit dari SD dan
diajarkan di SMP. Di SMP banyak materi pelajaran baru yang kami dapatkan. Pada
saat-saat di SD kami juga agak takut dalam mengemukakan pendapat. Sampai-sampai
ada teman yang pipis dicelana karena tidak berani permisi ke toilet. Pandangan
terhadap guru sangat ditakutkan. Karena guru sering memberikan punishment kalau
kami tidak dapat menjawab pertanyaan. Punishment yang sering diberikan guru
itulah yang membuat kami menjadi takut dan tidak berani untuk mengemukakan
pendapat. Di SMP saya juga pernah dihukum karena tidak dapat menyelesaikan
tugas dengan baik. Hal itu juga dapat menimbulkan efek jera. Tidak ada yang
kami cari sendiri informasinya dan menerapkannya, murid murni mendapatkan
pengetahuan dari apa yang guru maupun orangtua ajarkan.
Andragogi > konsep belajar yang
digunakan kepada orang dewasa, dimana peserta didik yang lebih aktif mencari
informasi dan saling berbagi ilmu.
Contoh pengalaman :
Konsep belajar andragogi sudah mulai
saya rasakan pada saat SMA. Di SMA guru telah mulai mengajarkan untuk mencari
informasi tambahan dalam melengkapi pembelajaran. Guru juga sudah menuntut kami
para murid untuk aktif dalam proses pembelajaran. Karena sudah dimulainya
dengan sistem belajar persentase. Tujuan dari pembelajaran juga sudah bersifat
fleksibel. Karena kami sudah mulai dapat bersuara mengenai pendapat-pendapat
yang ingin dikemukakan. Proses belajar juga sudah meluas, karena tidak berfokus
pada satu masalah saja.
Di dalam sistem perkuliahan, konsep
andragogi lebih nyata dapat kita rasakan. Dosen mengaharapkan peserta didik
untuk membaca sebelumnya bahan ajar yang
akan ditampilkan. Agar tercipta suasana
yang aktif dan adanya kontribusi atau keterlibatan penting dalam pengalaman kontribusi
nantinya. Di sini pengajar atau dosen hanya menjadi fasilitator saja. Karena
mahasiswa diharapkan mampu untuk kritis dalam segala hal dan masalah. Penerapannya
juga sering kami rasakan secara langsung dalam beberapa semester ini, dalam
menjalankan kegiatan perkuliahan.
Seperti yang telah diterapkan dalam
perkuliahan Psikologi Pendidikan. Kami dituntut mampu untuk mengenali Andragogi
dan Pedagogi karena telah mengetahui sebelumnya pokok bahasan yang akan
dijelaskan. Kami dituntut aktif dalam proses belajar ini dan independen dalam
pemahaman yang kami peroleh.
0 komentar:
Posting Komentar